Tugas Metode Numerik
Galat
Dalam statistika dan matematika stokastik, galat (bahasa Inggris: error) adalah bagian dari variasi data yang tidak dimasukkan ke dalammodel. Dalam literatur, galat dikenal pula sebagai sesatan, pengotor, sisa, residu, atau noise. Pada suatu model data sederhana, masing-masing nilai pengamatan (pengamatan) dapat dipilah menjadi rerata (mean) dan simpangannya(deviation). Di sini, galat sama dengan simpangan. Galat yang demikian ini disebut sebagai galat pengamatan. Dalam pengambilan contoh data dari suatu populasi, galat adalah penyimpangan nilai rerata contoh dari rerata populasi. Galat ini dikenal sebagai galat pengambilan contoh (sampling error) atau galat contoh saja. Modul 1: Analisis Galat (error) dan Masalah-masalah Mendasar Dalam Komputasi Numeris (dengan Turbo Pascal dan FORTRAN 77/90/95)
A. Kendala Dalam Sistem Komputasi Numerik Dalam komputasi numerik,
Yaitu perhitungan yang menggunakan bahasa-bahasa pemrograman (Pascal, FORTRAN, C, C++, dll.), selalu dijumpai beberapa kendala sistematis yang berhubungan dengan sistem kerja “prosesor” dan atau “koprosesor” dari komputer yang digunakan. Kendala-kendala yang dijumpai umumnya berupa sesatan (error), pembulatan (round-off) dan stabilitas (stability). Di samping itu, problem-problem íntrinsik’ yang dimiliki oleh setiap compiler bahasa pemrograman juga turut mempengaruhi kendala-kendala tersebut.
B. Solusi Analitis dan Numeris. Secara matematis,
Semua problem seharusnya dapat diselesaikan, betapapun sulitnya. Pada dasarnya, solusi problem matematis tersebut dapat digolongkan dalam 2 bagian besar berikut:
a. Solusi EKSAK (exact solution) : hasil penyelesaian suatu problem matematis yang identik dengan hasil penyelesaian yang diperoleh melalui metode analitis
b. Solusi PENDEKATAN (approximative solution) : hasil penyelesaian suatu problem matematis dengan metode numerik yang umumnya merupakan pendekatan terhadap solusi eksak karena adanya ketidakpastian dan sesatan (uncertainty and errors) dalam proses penyelesaian problem dalam metode numerik
Namun, di dalam dunia teknik umumnya lebih dipilih teknik-teknik solusi yang
praktis dan menghemat waktu. Dalam hal ini, solusi pendekatan seringkali
digunakan karena dianggap relatif praktis dan dapat menghemat waktu.
c. Teknis dan Proses Penyelesaian Problem Secara sistematis, pada dasarnya teknis dan
proses penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan urutan atau sekuens kerja berikut:
1. Formulasi yang tepat dari suatu model matematis dan atau pada model
numerik yang sepadan
2. Penyusuanan suatu metode untuk penyelesaian problem numerik
3. Implementasi metode yang dipilih untuk proses komputasi solusi/jawaban.
Problem (dunia) nyata Formulasi : MODEL MATEMATIS dan MODEL NUMERIK. Penyusunan Metode, Implementasi Metode, Ketidakpastian
S o l u s i
Sekuens teknik dan proses penyelesaian problem matematis
a. Problem nyata : fenomena atau proses-proses kehidupan alamiah yang dijumpai sehari-hari (gravitasi, banjir, populasi, gerakan angin, dll.)
b. Matematika digunakan untuk pembentukan model karena mempunyai bahasa dan
kerangka-kerja yang baku.
C. Model Matematis dan Solusi Numeris
Dalam problem-problem teknik, rekayasa ataupun perancangan, pada umumnya dapat diselesaikan atau dicari solusinya secara numerik, karena ‘model matematik’ yang dimiliki diubah terlebih dahulu menjadi ‘model numeris’:
a.Pendekatan Numerik : dilakukan untuk memudahkan pemahaman persepsi MODEL
MATEMATIKA, dengan cara mengalihkannya menjadi MODEL NUMERIK.
b.Model Numerik : model yang pada prinsipnya dapat diselesaikan menggunakan sejumlah
tertentu tahapan-tahapan pendekatan atau perhitungan.
D. Solusi Numeris dan Sesatan
Seperti telah dijelaskan di atas, setiap solusi-solusi numeris yang diaplikasikan pada komputer selalu berkendala, namun demikian pada umumnya masih dapat ditoleris berdasarkan analisis kesalahan (galat) yang dilakukan:
- Sesatan Pemotongan (truncation error) : sesatan atau kesalahan yang terjadi karena adanya pemotongan atau penyederhanaan proses perhitungan yang berlangsung secara tak berhingga Ë INTUITIF (mathematically unsolvable problem ! )
- Sesatan Pembulatan (round-off error) : sesatan atau kesalahan yang terjadi karena adanya pembulatan atau penyederhanaan penyimpanan bilangan yang dilakukan dalam “memori” komputer Ë Notasi ilmiah dalam PERANGKAT KERAS !
E. Konsep Konvergensi
Konvergensi seringkali digunakan dalam solusi-solusi numeris, sebagai parameter (alat estimasi) untuk memperkirakan bilamana problem yang dihadapi memiliki solusi atau jawab yang “mendekati solusi eksak”, “dapat diterima dengan prosentase galat tertentu”, atau bahkan “tidak memiliki solusi”. Bila suatu problem menemui atau cenderung pada suatu “domain jawab”, maka problem tersebut dapat dikatakan ‘konvergen’, sedangkan bila sebaliknya, maka problem tersebut disebut ‘divergen’. Pengertian-pengertin lain yang berhubungan dengan konvergensi ini adalah:
a. Order Konvergensi (order of convergence) : laju atau kecepatan perubahan sesatan
pemotongan menjadi nol sebagai fungsi dari parameter-parameter metode yang dipilih :
1. Metode menuju konvergen setara 1/N
2. Metode menuju konvergen setara 351,/k
3. Metode menuju konvergen setara 2h
4. Metode menuju konvergen secara eksponensial
5. Sesatan pemotongan berorder 51/N
6. Order sesatan sebesar 4h
7. Laju konvergensi setara (log N ) /N
b. Notasi Ilmiah (scientific notation) : representasi angka atau penulisan bilangan dalam
memori komputer berdasarkan kaidah baku perangkat keras, yaitu :
Pernyataan “berorder 21/N ” berarti juga “berkelakuan sebagai 21/N ”, yang umumnya
ditulis sebagai : ( / ) 2 = 0 1 NMetode Numerik
Simbol 0-besar didefinisikan sebagai berikut :
Suatu fungsi f ( x ) dikatakan sebagai 0( g ( x )) pada saat x menuju L bila :
¥ > ( ) ® ( ) lim g x f x x L & Coba pikirkan !
- 25 /N , 2310 /N + 1/N dan N e N N/ / ,-+ -26 2 semuanya adalah ( / ) 201 N pada saat N menuju L = ¥
- 4h , h h /log h 2 3 + dan 2 3 - h + h - h semuanya adalah adalah 0( h ) pada saat h menuju L = 0.
1 Coba buat programnya dan analisis order konvergensinya !
1. Estimasi atau solusi pendekatan untuk turunan dari persamaan :
2 f ( x ) = sin x pada x = 5 , dengan metode :
A. h f ( x + h ) - f ( x )
B. hf x h f x h 2 ( - ) - ( + )
3. Analisislah propagasi harga-harga dari deret Taylor untuk e (bilangan natural) dan - 12 ,
yaitu :
å ¥ = = N 0 ! N x N xe , N = jumlah bilangan berhingga
Sesatan Mutlak 1/H Kurva pengaluran sesatan log-log dari problem diferensiasi sederhana untuk persamaan 2 :
f ( x ) = sin x pada x = 5 .Metode Numerik Sesatan N = jumlah bilangan berhingga Kurva pengaluran log-log sesatan dari deret Taylor untuk persamaan :
X f ( x ) = e .
F. Konsep Konvergensi
Berikut ini diberikan contoh-contoh program, dalam bahasa Turbo Pascal dan FORTRAN. Program pertama merupakan program untuk mengestimasi galat sistematis yang dimiliki suatu komputer dan programnya (disebut epsilon mesin). Diagram aliran (organigram) dari proses penghitungan ‘epsilon mesin’ tersebut adalah sebagai berikut:
Mulai Epsm = 1,0 (Epsm + 1,0) > 1.0 ?
Epsm = Epsm/2,0 Epsm Selesai
Diagram alir proses penghitungan epsilon mesin (epsm).
Listing program (source code) dari proses penghitungan di atas, dalam bahsa Turbo Pascal, adalah sebagai berikut:
Program dalam TURBO Pascal :
Var
Epsm : Real; {atau Extended} Begin
Epsm := 0.0;
While (Epsm + 1.0) > 1.0 do
Epsm := Epsm/2.0;
Writeln(‘Epsilon Mesin = ‘,Epsm);
Readln;
End.
Sedangkan, dalam bahsa FORTRAN (77, 90, atau 95), adalah sebagai berikut:
Program dalam FORTRAN:
IMPLICIT NONE
REAL Epsm
C Dapat juga dipakai REAL*8
Epsm = 1.0D0
DO WHILE (Epsm + 1.0D0) .GT. 1.0)
Epsm = Epsm/2.0D0
ENDDO
WRITE(*,*) ‘Epsilon Mesin = ‘,Epsm
END
Program kedua merupakan program untuk mengestimasi secara numeris ungkapan exp(x). Diagram aliran (organigram) dari proses penghitungan tersebut adalah sebagai berikut:
Exp(x)
Selesai x,sum,DEN,NUM N,I,J
Mulai x, N sum = 1,0
I = 1…N
NUM = 1,0
DEN = 1,0
J = 1…I
NUM = NUM*x
DEN = DEN*J
J £ I
J > I
Ç Å I £ N Ç
sum = sum + NUM/DEN
Å I £ N Å
Program dalam TURBO Pascal :
Var
x : Real;
sum,NUM,DEN : Double; {atau Extended}
N,I,J : Integer;
Begin
Write(‘x = ‘); Readln(x);
Write(‘N = ‘); Readln(N);
sum := 0.0;
For I := 1 to N do
Begin
NUM := 1.0; DEN := 1.0;
For J := 1 to I do
Begin
NUM := NUM*x; DEN := DEN*J
End;
sum := sum + NUM/DEN
End;
Writeln(‘Exp(x) = ‘,sum);
Readln;
End.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda